Ads

Diberdayakan oleh Blogger.

infoterkini

Kamis, 23 April 2015

Tukang becak yang malang

kisah misteri
Kisah Misteri-Tahun 1993, saat itu masih sekitar jam 19.30 WIB, sebuah bis Jurusan Surabaya – Solo (kalau tidak salah) berhenti di dekat Pos Jaga Tengah Pangkalan AU di Madiun untuk menurunkan satu penumpang. Penumpang itu ternyata seorang wanita berusia kurang lebih 30 tahun.

Dengan mengunakan kaos putih dan bercelana jeans, tidak ada hal yang istimewa dari wanita itu saat itu.

Seperti biasa, para tukang becak pun berebut menawarkan jasa kepada wanita itu untuk mengantar ke tujuan yang akan dituju atau ke rumahnya. Akhirnya dari sekian banyak tukang becak, Pak Ahmad (samaran lagi ya ) yang beruntung untuk mengantarkan si wanita itu. Pak Ahmad usia 5o tahun, dengan semangatnya mengantar ke daerah “A”, setelah sebelumnya disepakati akan diberi Rp 6.000,00 dari wanita itu.

Dengan semangat beliau menggenjot becaknya, karena terbayang dipikirannya uang 6 ribu akan dia dapatkan, lumayan sekali setelah 1 hari penuh tidak mendapatkan penumpang. Jarak yang ditempuh ke daerah “A” kurang lebih 2 km, tapi jalan yang harus ditempuh jangan kalian pikir hanya jalan lurus saja, karena harus memasuki jalan desa yang berbelok-belok yang tidak jauh dari pagar kawat pembatas pangkalan AU MAdiun.

Dan Juga karena sudah malam, Pak Ahmad pun harus berhati-hati untuk mengendarai becaknya supaya baik jalannya ..he..he.. (kayak lagu aja ya ). Juga banyak lahan yang ditanami  tebu yang sudah siap di panen dan tinggi menjuntai. Jadi harus ekstra hati-hati kalau akan berbelok, karena dari arah yang berlawanan tidak bisa terlihat apakah ada kendaraan atau tidak..

Dan akhirnya kurang lebih setengah jam waktu berjalan, sampailah ia di rumah si wanita itu. Pak Ahmad sempat kagum tak kala melihat penampilan rumah itu yang menurut ukuran saat itu sangat bagus dan terang benderang karena lampu-lampu yang ada di rumah itu halamannya cukup luasa. 

Mungkin itu rumah terbagus yang pernah ia lihat selama ia mengantar orang yang menggunakan jasa becaknya. Juga sedikit heran, selama ia ke daerah “A”, kenapa baru kali ini ia melihat rumah bagus seperti sekarang. Mungkin karena ia tidak begitu memperhatikan, dalam hatinya.

Lalu wanita itu pun turun dengan membawa barang-barangnya, Pak Ahmad bermaksud untuk membantu membawakan barang-barang wanita sampai pintu rumah tersebut. Tapi wanita itu menolaknya, karena barang-barang yang ia bawa tidak terlalu berat. Wanita tersebut menyuruh Pak Ahmad menunggu sebentar di depan pagar rumah itu, karena kebetulan uang yang dibawa saat itu kurang.

Lalu Pak Ahmad pun menunggu sebentar dan si wanita itu pun memberikan 1 lembar uang 5 ribuan, tapi beliau mengatakan kepada wanita itu, kalau kesepakatannya tadi adalah 6 ribu, si wanita pun minta maaf karena lupa, tapi sebelum masuk kembali ke rumah, si wanita menyarankan kepada Pak Ahmad untuk sebaiknya memutarkan becaknya menghadap ke jalan (jadinya membelakangi rumah) dengan alasan supaya gampang kalau sudah terima uang, tinggal jalan saja.

Sambil menunggu, Pak Ahmad pun duduk di dalam becaknya, 5 menit berlalu. Tapi wanita tersebut belum muncul juga, pikiran beliau mungkin wanita itu agak susah cari uang seribuan atau uang pas. Tak apa pikirnya, dari pada bosen dia pun mengeluarkan tembakau dan kertas rokok dan melinting rokoknya, lalu menyulutkan api untuk ke rokok lintingan buatan sendiri dan sekaligus istirahat sebentar.

Di tempat lain. Ada sekelompok peronda sedang menjalankan kewajibannya untuk menjaga keamanan kampung mereka. Jangan kalian bayangkan seperti kampung penulis ya, karena wilayah daerah “A” juga meliputi lahan-lahan tanah yang ditanami tebu-tebu yang siap panen. Dan mereka juga harus menjaga keamanan selain kampung di daerah itu juga tanaman-tanaman tebu itu, karena biasanya saat seperti ini pasti akan ada yang sering mengambil tanaman tanaman tebu tanpa ijin, alias mencuri.

Setelah berkeliling-keliling meronda, akhirnya sampailah mereka di dekat Pak Ahmad yang sedang asyik merokok di dalam becaknya.Karena memang kondisinya gelap, karena lahan-lahan tanah tanaman tebu agak  di luar rumah-rumah penduduk, mereka seperti mendengar seperti ada suara yang mencurigakan dari arah satu lahan tebu. Lalu sambil mengendap-endap, mereka berjalan mendekati suara itu dan melihat ada becak sedang parker di lahan tebu tersebut. Pikiran mereka saat itu, kalau ada yang mau nyolong tebu dan mengangkat hasil nyuri tebu dengan menggunakan becak.

Tapi setelah dekat dengan becak tersebut, sempat kaget kalau di tempat duduk becak ada seseorang yang sedang merokok dengan santainya. Lalu para peronda menyapa Pak Ahmad dan segera menanyakan kepentingan beliau di tempat itu. Pak Ahmad dengan santainya menjawab pertanyaan itu, kalau dia barusan mengantar seorang wanita di rumah yang ada di belakangnya. Dan sedang menunggu sisa uang yang akan diberi wanita tersebut.

“Rumah yang mana, Pak?? Tanya salah satu peronda.

“Rumah di belakang saya ini lho pak!”, sambil menengok kebelakang dan mengarahkan telunjuknya.

Saat itu Pak Ahmad masih melihat ada rumah bagus di belakang becaknya, tapi para peronda tidak melihat apa-apa hanya lahan tebu yang gelap.

Akhirnya, salah satu peronda, yang ternyata RT di wilayah itu meyadari ada kejanggalan yang dialami Pak Ahmad.

“Turun dari becaknya dulu, pak”, katanya dengan ramah.

Pak Ahmad lalu turun dari becaknya, lalu oleh Pak RT digandeng ke belakang becaknya.

“Nah sekarang bagaimana pak? Jenengan masih lihat apakah ada rumah??” kata Pak RT

Pak Ahmad melihat ke arah yang ditunjukkkan Pak RT. Dan sadar dan kagetlah beliau ternyata tidak ada rumah lagi seperti yang dia lihat sebelumnya, dan setelah melihat sekelilingnya, lebih kaget lagi karena ia dan becaknya ada di tengah tanah untuk lahan tanaman tebu. Syokkkkk???? Ya jelaslah. Setelah agak tenang beliau cerita kalau barusan terima uang 5 ribuan, Dan ternyata setelah diambil dari dompetnya…untunglah masih dalam bentuk uang sungguhan. Setelah itu Pak Ahmad dan para peronda mengeluarkan becaknya dari lahan tersebut. Setelah itu di antar sampai ke perbatasan kampung.

Saat kutanyakan pada pak Kodrato, dari mana beliau tahu cerita tersebut. Katanya sih istri dari Pak RT itu khan yang jaga kantin di skuadron beliau. Saat paginya mengantar makanan dan snack untuk dijual di kantin itu, beliau bertemu dengan Pak RT tersebut dan diceritakan peristiwa yang terjadi tadi malam. Waktu itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar